Ngobrol Santai Dengan dr. Rasmono (1)

27655333_10211094973275194_4190265453075183151_n

Jarang sekali ada dokter yang luwes dan ngakrab. Bahkan, sampai pernah dikira bukan dokter. Salah satunya, yang saya kenal adalah dokter Rasmono.

Suatu ketika datang orang pakai mobil ke rumah saya, dan tanya kepada karyawan koperasi yang saya tempati sebagai rumah. “Om Ridho ada Pak?” Karyawan tersebut langsung bilang ada, dan memanggil saya yang ada di belakang. (Soal panggilan Om Ridho, saya cerita di lain waktu)

“Dho, tuh ada temannya,” kata Pak Mo memakai bahasa Madura.
“Iya Pak, terima kasih. Dokter beliau Pak Mo,” saya bilang.
“Beee, dokter ya, ” kata Pak Mo dengan mimik kaget.

Beliau datang ke rumah saya untuk mengajak saya pertama kalinya untuk mengikuti senam terapi Chi. Hal itu setelah selama sekitar tiga bulan lebih, setiap tiga hari sekali bolak-balik pengobatan di tempat praktik beliau.

Mungkin sebulan atau lebih kemudian, saya merasa lebih baik dan tidak ke tempat praktik beliau lagi. Tetapi, chat via wa tetap, baik beliau menanyakan gimana kondisi kesehatan saya. Hingga, beliau pun mengajak saya untuk ikut senam terapi Chi, dan bahkan mau menjemput saya.

Sampai sekarang, seminggu sekali setiap Jum’at jika tidak ada kegiatan atau pelatihan di luar kota, beliau selalu menjemput saya untuk berangkat bareng ke klinik (paru jantung yang belum beroprasi) yang ada di Pancoran Bondowoso. Tempat di mana beliau ditugaskan, tempat praktik beliau komplementer (akupunktur) dan tempat diadakan senam Chi.

Dokter Rasmono, adalah orang yang visioner. Banyak hal yang beliau pikirkan untuk kebaikan bersama, khususnya soal kesehatan. Cabang-cabang otaknya kayaknya terus bermunculan, hingga bermacam ide selalu terbit. Sepakat dengan apa yang dikatakan Ustadz Febry, “Kalau nggak bisa nyampe ke apa yang diomongin dokter, bisa-bisa nganggap dokter orang aneh hehe.”

Menurut Dokter Rasmono, beliau cerita kalau orang yang banyak ide, biasanya orang yang golongan darahnya O. Nah, orang yang tepat untuk menemani sebagai istri biasanya golongan darahnya B.

Dokter Rasmono juga mencontohkan bahwa Abi K.H. Muhammad Ma’shum adalah golongan darah O. Beliau Kiai yang memiliki ide, dan dibantu orang-orang untuk mengeksekusi idenya.

Pun sebaliknya, yang golongan darahnya B, idealnya memiliki pasangan atau partner kerja orang yang golongan darahnya O.

“Itu idealnya, tetapi tidak mesti harus ya Dokter?” Saya tanya.

“Nggak harus juga.”

Ngobrol-ngobrol santai dengan beliau biasanya ya di mobil, sewaktu berangkat ke klinik, sebelum senam sambil menunggu ibu-ibu perumahan yang ikut atau anak-anak SMALB yang kadang juga ikut, dan setelah senam jika tidak pasien sampai perjalanan pulang.

Insya Allah, nanti saya menulis kisah-kisah lainnya saat ngobrol bersama beliau, sebagai bentuk mengikat makna keseharian. β˜ΊπŸ™

10 Februari 2018, Rumah Buku Taman Cahaya.