Leliku Cinta Rubah dan Manusia

Saya adalah orang yang memilih membaca ketimbang menonton. Terkecuali film-film yang memang disukai atau film yang tak sengaja ditonton trus menarik jadinya pingin nonton dari awal.

            Awalnya, saya menganggap film Korea itu yaa mirip dengan boyband-nya yang ‘nggak banget’ menurut saya. Nah, pemikiran ini akhirnya berubah. Suatu ketika sekitar 7 bulan yang lalu, ketika mengerjakan tugas liputan jurnalistik video, ada teman sekelompok (perempuan) yang menawarkan sebuah film. 

            “Ini film unik, lucu, asik gitu Mas Ridho” katanya begitu persuasif.

            Saya hanya melihat-lihat dulu, saya lihat judulnya. Oh, saya pernah tahu. Ini film korea tho.

            “Gimana mas?” dia bertanya lagi.

            “Okelah, saya coba”

            Saya pun mengopi film/ atau lebih tepatnya film/ drama series Korea tersebut. Saya pun mencoba menonton. Ini memang coba-coba. Aha, kok ya film ini beda ya? Begitu pikir saya. Nggak seperti yang saya pikirkan sebelumnya tentang film Korea.

            Awalnya, memang saya merasa asing nonton film Korea, terutama soal wajah mereka dan bahasa. Saya pun penasaran dengan series berikutnya, saya menonton ketika memang ada waktu untuk nonton. Namun, ternyata setelah lanjut nonton, terbiasa juga dengan wajah mereka dengan maksud bisa hafal wajah pemainnya dan bisa terbiasa dengan bahasa mereka bahkan ada yang teringat karena adegannya yang menarik semisal kata ”Abasta” yang berarti lezat. Kata ini sering diucapkan oleh Gumiho ketika makan daging sapi dengan lahap dan ekspresi yang unik dan gemesin. Dan ketika selesai, maka benar-benar berubah pandangan saya tentang film Korea sejak itu. Pantas saja, dosen audio visual pernah berkata “seharusnya Indonesia belajar membuat film ke orang Korea.”

mygirlfriendisagumiho5
diambil dari sini http://mirahmicca.files.wordpress.com/2011/01/mygirlfriendisagumiho5.jpg

            Yang membuat saya tertarik untuk menyelesaikan film ini, adalah kombinasi yang lengkap saya rasa. Komedi bercampur haru, yang menghiasi cerita cinta di dalamnya. Cerita cinta yang menurut saya unik, karena fantasy gitu. juga saya yang memang suka lagu  merasa komplit dengan soundtrack-soundtrack yang ada di drama ini. Walau nggak ngerti artinya, kok ya enak aja dengerin dan pas gitu dengan adegan-adegan yang ada di filmnya. Bahkan, saya sempat hafal kalau adegan begini/ atau tokoh ini maka lagu yang begini soundtracknya. Yang saya ingat salah satu soundtracknya ada yang bunyinya gini, “dubidu bidu raffa, dubidu bidu raffa, dubidu bidu, dubidu raffa” hehe cuma ingat itunya aja sih 😀 termasuk lagu yang easylistening yang saya suka 😀

            Sedikit cerita, film series ini bercerita tentang Cha Dae Wong yang diperankan oleh Lee Sung Gi seorang mahasiswa seni menjadi artis. Sifatnya kekanak-kanakkan, dia sering menyusahkan kakeknya. Ketika kabur dari kakeknya, dia bertemu dengan biksu dan dia ke rumah biksu tersebut. Nah, tanpa sengaja dia masuk ke sebuah kuil, dan tanpa dia tahu dia melakukan suatu hal yang membuat gumiho yang diperankan oleh Shin Min Ah (rubah berekor sembilan) terlepas dari tahanannya di sebuah gambar di kuil itu.

            Nah, karena telah membebaskannya maka Gumiho ingin berbuat baik kepada Dae Wong. Bahkan bisa dibilang jatuh cinta pada Dae Wong. Dae Wong yang takut setengah mati karena tahu ada gumiho akhirnya lari dan terjatuh disebuah bukit berbatu yang membuat tulang-tulangnya patah. Namun, luka dan tulang patahnya bisa sembuh karena Gumiho memberi permatanya untuk menyembuhkan tubuh Dae Wong.

            Awalnya, Dae Wong takut, karena dalam mitos gumiho selalu memakan hati dan jantung lelaki. Namun, ternyata gumiho ini baik dan cantik. Nah, perlahan hatinya luluh. Konflik terjadi, ketika ada orang lain yang bernama Park Dong Joo yang diperankan oleh No Min Woo. Dia adalah reinkarnasi yang sekarang hidup setengah makhlus makluk halus. Di masa lalu dia mencintai Gumiho yang ternyata bernama Gil Dal. Gil Dal mencintai manusia namun terkhianati, karenanya Gil Dal ingin mati saja dan ingin Park Dong Joo yang membunuhnya. Nah, apakah di masa datang Gil Dal atau Gumiho akan terkhiati lagi oleh manusia? Bagaimana kelanjutan Dae Wong dan Gumiho? Silakan tonton drama ini, lumayan ada 16 episode hehe…

            Selain kisah Dae Wong juga ada kisah bibinya yang belum juga menemukan jodoh karena kecerobohannya. Lucu cerita tentang bibinya itu. Keluarga Dae Wong memang keluarga lucu  sih. Mitos rubah berekor sembilan itu memang terkenal di Cina, Jepang dan Korea. Uniknya, dari mitos itu mereka mampu membuat film yang menurut saya unik sekali dan kreatif, inilah yang perlu ditiru pegiat perfilman di Indonesia. Kreatif dalam membuat ide cerita film itulah yang dimaksud, mungkin soal mitos dijadikan ide cerita jika itu mengandung syirik ya jangan ditiru. Nah, sebelum saya akhiri saya akhirnya mengakui bahwa ternyata film Korea sudah jauh di atas film Indonesia. Walau hanya sedikit episode namun mengena dan bisa terkenal di luar negeri tak hanya Asia tapi di Eropa sampai Amerika. Beda dengan sinetron Indonesia yang sampai ratusan episode namun muter-muter dan kurang logis ceritanya. Itulah bedanya hasil yang dibuat matang-matang dengan keinginan kualitas dengan yang buatnya kejar tayang yang inginnya dapat kuantitas alias yang penting dapat duit nggak mikir apa yang akan disuguhkan ke penonton itu film bagus apa nggak. Sayang sekali, perfileman negeri ini. Semoga ke depan, ada sutradara dan produser film yang idealis yang memberikan kualitas yang terbaik bagi penonton. Belajarlah dari film Korea.

my-girlfriend-is-a-gumiho
diambil dari http://2.bp.blogspot.com/-Qml6DaF-XZQ/Tqdnne7f-HI/AAAAAAAAAWA/KQCMpqEATAA/s1600/my-girlfriend-is-a-gumiho.jpg

#Salah satu soundtrack yang saya suka, easylistening, ngena dengan filmnya, coba deh 🙂 #salamdubiduraffaa hehe