Muhammad (Lelaki Penggenggam Hujan)

Aku Malu Padamu Wahai Rasulullah
Di semester kedua ini, aku mengajar Tarikh islam dan Muhadatsah, Kali ini jam mengajarku semakin sedikit, alhamdulillah. Tetapi menurutku, mengajar tarikh islam lebih sulit dan berat karena beban moralnya terhadap santri. Karena memang aku baru sadar ternyata mengajar tarikh bukan sekedar bercerita tentang kelahiran hingga kematian Muhammad Saw, tapi juga mengambil dan menyimpulkan hikmah di setiap kejadian dalam jejak-jejak hidup beliau. Yang kemudian seharusnya memberikan semangat (jihad) dan hidup lebih baik dalam berislam. Mengajar tarikh islam juga lebih memberikan aku penyadaran tentang arti sejarah dan tentunya lebih-lebih sejarah tentang Rasul Allah, Muhammad SAW, yang dulu sempat aku abaikan saat masih sebagai santri, bisa disebut sesuatu yang riskan.
Aku merasakan bahwa aku masih belum paham benar, bagaimana sejarah islam. Khususnya, sejarah sejak kelahiran Nabi hingga wafat, apalagi sejarah tentang sahabat Rasul. Akhirnya, aku memutuskan untuk membaca kembali sirah nabawiyah terlebih dahulu ketimbang bacaan-bacaan lainnya, kecuali Al-Qur’an must read it always.
Aku menargetkan, seminggu aku selesai membaca sirah nabawiyah Muhammad Sa’id Ramadhan El-Buthy. Kemudian aku, akan membaca sirah-sirah karangan penulis lainnya. Termasuk sebuah novel tentang Rasulullah karya anak negeri yang tak ada meragukan karya-karyanya sebelumnya. Dialah Tasaro GK yang Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan (MLPH).
Sebuah novel tentang Muhammad yang sangat menyentuh sekali, tata penuturannya yang memesona, penggambaran kejadian hidup lelaki yang mulia yang sangat detail. Aku banyak tertuntun dari novel ini, karena begitu banyak pelajaran yang berharga. Sebuah sirah nabawiyah yang lebih menurutku, karena penyajiannya begitu nyastra.
Bukan hanya itu, kelebihan novel ini sangat banyak. Termasuk di hadirkannya seorang dari alam imajinasi, Kashva. Yang di katakan sebagai sastrawan dan ulama muda bangsa Persia yang sangat di segani karena kadar ilmunya yang lebih waktu itu. Kisah yang menceritakan dia sebagai seorang pelarian, setelah mengabarkan pada Raja Persia bahwasanya akan ada utusan Tuhan yang akan mengembalikan kemurnian ajaran zardusht, agama yang di anut oleh bangsa Persia ketika itu. Karena itu maka Raja Persia “Khosrou” murka padanya, karena itu juga akan berpengaruh dengan keadaan kerajaan Persia.
Dalam perjalanannya, Kashva yang di latari kejaran pasukan khosrou juga karena keingininannya untuk mengungkap kebenaran akan datangnya lelaki yang dijanjikan, dengan membedah kembali kitab-kitab agama lain terdahulu.
Nah, ini yang menurutku lebih dari sirah nabawiyah yang berbentuk novel ini, kita seakan tak perlu membaca buku-buku berat tentang Rasulullah karya orang-orang barat seperti Karen Armstrong, martin lings, dll. Karena sudah terangkum di novel ini, yang di tuturkan dalam kisah yang sangat menarik.
Terima kasih mas Tasaro, engkau menjadi jalan bagiku untuk kembali mengingat lelaki mulia ini, yang mungkin telah lama aku campakkan. Aku sempat tak sadar bahwa dialah sang pemberi syafaat kelak. Semoga kesadaran ini menjadi kebaikan yang kemudian menjadi awal untuk istiqomah meniti sunnah-sunnahnya. Semoga penulis novel ini “Tasaro GK” mendapatkan ini sebagai shodaqoh jariyahnya, amin. Inilah kesadaranku.
Bagaimana aku akan mendapatkan syafaatmu wahai Rasulullah, jika sirahmu saja aku tak tahu. Padahal aku benar-benar mengharapkan syafaatmu di akhirat kelak. Ya, karena itu aku ingin menjadi ummat setiamu. Semoga, setelah aku menamatkan membaca berbagai macam sirah yang ada, aku semakin mencintaimu, aku semakin memiliki tsiqah untuk din ini, untuk berjuang untuk din ini, mampu menyampaikan yang aku ketahui tentang engkau agar tak sia-sia aku membaca sirahmu, tentu kuharap engkau pula semakin mencintaiku. Aku malu kepadamu wahai Rasulullah, jika tak tahu sirahmu. Aku malu.Aku rindu padamu wahai Rasulullah.
“Rasulullah dalam mengenangmu
Aku susuri perjalanan sirahmu
Pahit getir perjuanganmu
Membawa cahaya kebenaran”

17.04.10. Sebuah Refleksi Setelah Beberapa Hari Khusyuk Menekuri Abjad di Lembaran MLPH. Aku Rindu Padamu….

Facebook On Love

Pena Publishing House Tahun Terbit : Juli, 2009 Jumlah Halaman : 274 Halaman

KEAJAIBAN FACEBOOK..

Sebuah kebiasaan saya ketika membeli buku, adalah menyampulnya terlebih dahulu karena saya merasa dan paham betul buku itu adalah aset yang berharga di dunia ini bahkan di akhirat. Dan juga menjadi kebiasaan saya adalah bukan menjadi pembaca pertama terhadap buku-buku yang saya beli itu, bisa ke dua, tiga, bahkan ke sepuluh, hehe. Kebiasaan yang aneh dan tentu kurang baik pula, saya mengakui itu. Tapi tidak semua buku yang saya beli, ya lebih banyak seperti itu. Dengan berbagai alasan kesibukan, jika saya ditanya mengapa belum baca dan di dahului oleh peminjam.
Begitu juga dengan cerita berikut saat saya memborong buku saat Munas FLP di Solo agustus tahun lalu. Kebetulan dari beberapa penerbit tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, karena memang Munas FLP adalah acara besar-besaran yang dihadiri oleh ratusan lebih anggota organisasi penulis Islam ini. Sehingga banyak buku-buku yang di jual dengan harga miring. Kesempatan juga buat saya sebagai pembeli untuk memborong. Lumayan banyak dari buku-buku agama sampai novel, dari ensiklopedi puasa, ‘ulumul qur’an, sampai facebook on love.
Setelah sampai di ma’had dan selesai di sampul. Banyaklah antrean untuk meminjam buku-bukuku, yang suka buku nonfiksi agama sampai pencinta novel. Termasuk buku facebook on love menjadi rebutan para langganan peminjam bukuku, khususnya akhwat ustadzah-ustadzah ma’had. Secara bergantian mereka membaca mengantri. Saya kurang tahu kenapa buku itu begitu diminati, apakah karena isinya yang menarik, atau ketertarikan pembaca pada pandangan pertama di karenakan judul atau cover yang menarik perhatian yang menyulut rasa penasaran atau?? Ah, saya tak tahu waktu itu apa penyebabnya karena memang saya si empunya buku belum baca buku itu, tapi perkiraan saya lebih karena judul yang memang cocok dengan masa facebook yang booming jadi permainan, pembicaraan dan penghabis waktu orang-orang. Dan buku itu baru kembali sekitar dua bulan kemarin dan saya baru membacanya kira-kira seminggu kemarin. Waktu itu orang yang mengembalikan mengatakan pada saya “ buku ini bagus yah” katanya, saya hanya menganggukkan kepala dan mengatakan ya “tok”, sudah cukup nggak banyak membahas ntar malah nggak nyambung takutnya, ntar ketahuan kalau belum baca atau lola, alah udahlah memang banyak komentar kalau buku ini bagus dan sarat hikmah dari langganan peminjam bukuku.
Dan untuk Ternyata setelah saya baca buku ini dari awal saja saya sudah mendapatkan pecutan untuk terus membacanya tanpa henti kalau bisa tanpa mengedipkan mata, hehe itupun kalau bisa. Memang dai awal cerita sudah membawa pembacanya untuk berfantasi di dunia facebook yang penuh misteri, hehe. Setelah sampai akhir membaca, subhanallah begitu sarat hikmah bro, benerr.
Bayangkan sebuah kisah cowok dan cewek yang bertemu di dunia facebook, pertemuan yang tidak di harapkan oleh si cewek yang bernama Dayana alias Dea. Pertemuan yang membuat Dea marah plus mangkel setengah mati kepada cowok yang bernama Fadli, alias hantu facebook yang sering dikatakan Dea pada Fadli. Nyaris akun facebook fadli di hapus dari friendlist Dea. Tapi tak pernah jadi, dan siapa sangka Dea yang lulusan luar negeri Amerika dan Australia di bidang Creative Writing mencari kerja dan mendapatkan kerja yang ternyata bosnya adalah Fadli musuhnya si hantu facebook.
Perseteruan sengit antara keduanya kali tak hanya di dunia maya tapi sudah memasuki alam nyata, sekalipun dikantor hal itu tetap terjadi. Ada saja yang membuat mereka berdua rebut yang akhirnya menjadi perhatian pertama seluruh penduduk kantor itu. Tetapi sekali lagi coba bayangkan ternyata dalam keributan yang hampir tiap hari itu malah menumbuhkan bibit cinta di hati Fadli pada Dea, bahkan itu bukan hanya menumbuhkan tapi menyuburkan karena bibit itu ternyata sudah ada dan tumbuh. Yang akhirnya Fadli menemukan dua bayi kembar dan meminta Dea untuk mengasuh bersama dan menikah, siapa sangka??
Namun ternyata hubungan mereka tak semulus yang di perkirakan, batu-batu penghalang dan rintangan menerjang. Karena terbuka rahasia hubungan gelap Fadli dengan istri orang, saat masih kuliah di Singapura dulu. Pernikahan mereka harus terluka karena itu. Dea tak kuasa menahan cemburu yang pasti membara dan Fadli pun gamang harus memilih siapa? Namun pada akhirnya dia sadar dia telah menikah dan berharap bisa kembali rujuk pada Dea. Di akhir kisah mereka kembali bersatu, dengan ending yang sangat menarik.
Saya banyak mendapatkan hikmah dalam buku ini, antara lain Pernikahan adalah suatu kejadian sakral yang di katakana separuh dien, dan begitu berat dalam menjalaninya. Berat dalam artian harus banyak belajar dan belajar, dari kehidupan dan buku-buku. Bagaimana kehidupan awal suami istri yang harus terjaga keharmonisannya. Bagaimana perawatan seorang bayi bahkan dua bayi sekaligus atau kembar, dan yang terakhir keajaiban facebook itu sendiri yang mampu menyatukan dua insan, hehe. Yang akhir-akhir ini facebook masih di bicarakan halal dan haramnya, apakah halal atau haram?? Menurut saya tergantung si empunya akun facebook akan memakai untuk kebaikan atau kejelakan, menyeru pada yang ma’ruf atau yang mungkar, dsb.
Terakhir untuk mba Ifa Afianty sebagai pengarang buku mantap ini, saya minta maaf karena baru bisa membaca dan mengapresiasikan buku yang saya beli hamper setahun ini, afwan banget mba. Dan di tunggu sekuelnya.. “Facebook On Love 2” khususnya salam dari pelanggan peminjam buku-buku saya.. hehe.. salam Facebookers..

23.04.2010, 23.04, in my jannah..

HTR Untuk Indonesia

Sebuah karya tulis yang baik, adalah karya tulis yang mampu mencerahkan pembacanya, menjadikan pembaca tergugah, membawa pembaca dengan isi karyanya pada kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Jika memang ini yang menjadi ukuran baiknya sebuah karya tulis. Maka tidak bisa di ragukan lagi karya Helvy Tiana Rosa termasuk dalam hitungan itu.
Penulis produktif yang telah menerbitkan 40 karya yang hampir semuanya menjadi karya-karya terbaik di nusantara bahkan dunia. Karya-karyanya telah diterjemahkan dalam beberapa bahasa termasuk bahasa Inggris, Arab, Jepang, Swedia, Jerman, dan Prancis. Dan dalam waktu yang dekat baru-baru ini namanya termasuk dalam 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh Di Dunia (di tahun 2009).
Sebenarnya hal itu bukanlah hal yang mengejutkan, karena di Indonesia karya-karyanya telah terbukti menjadi inspirasi bagi banyak orang. Karyanya Ketika Mas Gagah Pergi membuktikannya, dari kisah seorang perempuan yang awalnya tidak memahami Islam dengan baik, karena perantara kakaknya yang telah dulu mendapatkan pemahaman Islam dengan baik. Meskipun awalnya kakaknya harus mendapatkan tatapan sinis kebencian, bahkan kebaikan islamnya harus menjadikannya bukan seorang kakak bagi adiknya. Namun ternyata dari ketabahan dan kakaknya itu menjadi hidayah nantinya bagi adiknya, sehingga menjadi muslimah yang baik yang menutup auratnya dan memakai hijab.
Dari kisah ini, banyak pembaca yang awalnya tidak memahami Islam kemudian
memahami Islam dengan baik, terinspirasi, tergugah, akhirnya merubah kebiasaannya untuk menjadi muslimah yang baik, memakai hijab seperti tokoh rekaan dalam karya Bunda Helvy – sapaan akrab Helvy Tiana Rosa-.
Saya sendiri pun terinspirasi untuk menjadi muslim yang lebih baik dari sebelumnya, seperti tokoh Mas Gagah yang hijrah dari kejahiliaan menjadi muslim kaffah. Tak beda dengan karyanya cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi”, karyanya yang berbentuk novel “Akira Muslim Watashiwa”, kisah seorang mahasiswa jepang bernama Akira, yang kuliah di UI (Universitas Indonesia) di fakultas bahasa untuk memperdalam bahasa Indonesia. Kemudian masuk Islam, dan ketika kembali ke negara asal”Jepang”, harus bertahan dalam keislamannya meskipun cemoohan dan intimidasi dari tetangga bahkan kalangan keluarga dan kerabatnya yang awalnya bersahaja dengannya pun berlaku tidak fair padanya. Namun dia terus mempertahankan keislamannya sampai terusir dari rumah dan pada endingnya ternyata sang kakak yang awalnya tidak ingin memiliki dan memahami agama, akhirnya tertarik dan masuk Islam karena melihat dari kegigihan Akira dalam mempertahankan keyakinannya. Sungguh menyentuh, saya pun harus merinding, bagaimana jika hal itu terjadi pada saya? Maka mulai saat ini saya mempersiapkan semua, bekal dan bekal untuk mepertahankan agama, dalam jasad dan ruh ini agar terus bernafaskan Islam, hingga akhirnya.
Dari karya-karya lainnya di kumpulan cerpen “Bukavu” terlihat Bunda Helvy adalah manusia yang memiliki banyak pengetahuan serta wawasan yang terjadi di belahan dunia, khususnya yang sangat menjadi perhatiannya keadaan dunia Islam dari Sabang sampai Merauke, dari belahan kutub utara sampai kutub selatan.
Dari GAM, Aceh dan tsunaminya. Dari isu ras dan agama di ambon. Kasus ras Madura dan Kalimantan di Sampit. Pembantaian muslim di Bosnia. Pembantaian muslim di Palestina. Semua tergambar dalam kisah –kisah karyanya dalam kumpulan cerpen “Bukavu”. Semua itu menunjukkan bahwasanya beliau sangat perhatian terhadap keadaan dunia terutama keadaan muslim di dunia tak terkecuali yang terjadi di negerinya Indonesia.
Begitu menyentuh hati pembaca, membuat hati-hati terkoyak bergetar untuk berhenti memejamkan mata terhadap yang terjadi di dunia, khususnya dunia Islam. Agar senantiasa mengingat, belasungkawa, dan melantunkan do’a bagi belahan negeri di dunia yang dalam keadaan perang yang mengerikan. Sungguh, walau hanya dengan karya fiksi namun sungguh memberikan arti.
Bunda Helvy adalah sastrawan yang mampu menuangkan ide-idenya menjadi karya-karya yang universal. Bagaimanapun memang yang di jadikan patokan utama dalam setiap karya-karya beliau adalah Islam, tetapi pembaca nonmuslim pun tak enggan untuk membaca karya-karyanya dan itu pun mereka merasakan pencerahan itu, sehingga tak heran jika penghargaan demi penghargaan beliau raih. Semua karena sifat universal yang beliau tuangkan dalam setiap karya-karyanya.
Maka memang tidak dapat di pungkiri bahwasanya karya-karya beliau dapat membangun sebuah peradaban yang besar. Karya yang memang berdasarkan hati yang bersih halus, mampu menggatarkan hati pembaca, membawanya ke alam bawah sadarnya, dan membentuk karakter yang halus dan baik pula. Karena itu orang banyak yang tersentuh atau terinspirasi. Dari situ membangun generasi bangsa yang baik, dari nilai-nilai sastra yang baik. Sehingga hingga sampai saat ini keinginan untuk bertemu langsung beliau sangat menggebu, ingin berinteraksi tanya jawab tentang dunia kepenulisan, langsung belajar dari sastarawan senior, sungguh hebat. Semoga Allah memperkenankan saya untuk bertemu dengan orang yang banyak menginspirasi banyak orang termasuk saya sendiri, amin. Salut untuk Bunda Helvy Tiana Rosa. Hadiah Tuhan untuk Indonesia.

siang itu di kantor KMI Pondok Pesantren Al-Ishlah, desa Reformasiku..

Negeri Lima Menara

Judul : Negeri Lima Menara
Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 420 Halaman

Ampuhnya Mantra Man Jadda Wajada

Pesantren seringkali di pandang sebelah mata. Banyak menyangka kehidupan dan pendidikan di dalamnya katrok alias jadul banget. Ya, itu memang benar jika hanya melihat dari luarnya saja, coba ketika telah masuk ke dalam kehidupan di dalamnya. Pasti akan menemukan aura yang beda dengan kehidupan luar pesantren.
Seperti kisah dalam novel karya Ahmad Fuadi ini, Negeri Lima Menara. Sebuah novel yang terinspirasi dari kisah nyata penulis, yang juga alumni dari Pondok Modern Gontor Ponorogo Jawa Timur, yang terkenal itu. Fuadi bercerita tentang Alif tokoh utama yang berasal dari Maninjau. Bukittinggi, Sumatera Barat, dan kelima teman yang berbeda daerah dengannya. Atang dari Bandung, Raja dari pinggiran Kota Medan, Baso dari Sulawesi, Said dari Surabaya, dan Dul Majid dari Madura. Mereka menjalin persahabatan di sebuah Pondok Pesantren Modern di daerah Ponorogo Jawa Timur yang oleh Fuadi dinamakan Pondok Madani.
Meskipun tidak ada hubungan saudara, mereka yang berasal dari beda tempat bisa menjadi bak saudara yang ada hubungan darah. Itu semua terjalin karena keadaan pondok yang mengkondisikan untuk mandiri dan hidup sederhana. Jadi, memang harus di sadari hidup itu bersosial, tidak bisa hidup sendiri. Dan mereka berenam adalah santri yang selalu bersama, kapan pun dan di mana pun. Dari awal masuk ke pondok, saat pertama kali mendapatkan iqob (hukuman) dari Mudabbir (pengurus), hingga hari-hari di Pondok Madani yang sarat dengan konskwensi hukuman yang bertujuan sebagai pendidikan.
Sampai pada suatu saat mereka mendapatkan tempat berkumpul yang nyaman, santai, serta tak bising jika di gunakan juga sebagai tempat belajar, bisa sambil tidur-tiduran dan terlentang yaitu di bawah menara di depan masjid Pondok Madani yang besar.
Oleh karena mereka sering berkumpul di bawah menara, akhirnya mereka mendapatkan julukan Sahibul Manara (Orang yang punya Menara). Mereka merasakan suka duka di Pondok Madani, kemudian saling mencurhatinya di bawah menara itu, tak hanya itu di bawah menara itu mereka pun menyampaikan mimpi dan cita-cita mereka masing-masing.
Suatu saat Sahibul Menara berkumpul, Alif mengimajinasikan awan-awan yang di atas yang ia lihat adalah awan yang menunjukkan peta Amerika, beda dengan Alif, Raja yang mengimajinasikan awan-awan itu membentuk peta Eropa, Baso dan Atang beda pula mengimajinasikannya,mereka melihat awan-awan itu membentuk peta Asia dan Timur Tengah, sedangkan Said dan Dulmajid tidak menggambarkan imajinasi mereka, mereka hanya menganggap awan-awan itu adalah Indonesia.
Begitulah mimipi-mimpi mereka, namun ternyata tidak mudah menjadi santri yang menuntut ilmu jauh dari orang-orang tercinta dan kampong halaman. Alif misalnya sebagai tokoh utama sekaligus pencerita, harus berusaha sekuat tenaga menahan keinginannya keluar dari pondok Madani, karena memang sejak awal tidak ada niatan untuk masuk Pondok Pesantren. Masuk ke pondok Madani adalah pilihannya ketika ia harus masuk MA (Madrasah Aliyah) setelah lulus dari sekolah agama (MTS) padahal keinginannya adalah masuk SMA, karena ia merasa cukup ilmu agama yang ia dapat, dan sekarang adalah waktunya mencari ilmu dunia, untuk mengejar citanya yaitu ingin menjadi The Next Habibi. Tapi, impian itu harus musnah, ketika Amak dan bapaknya menyuruhnya masuk sekolah agama lagi, akan tetapi ia memilih alternatif lain yaitu merantau jauh ke tanah jawa, tepatnya Ponorogo Jawa Timur, untuk menuntut ilmu. Jadi, intinya ia masuk Pondok Madani karena keterpaksaan.
Ketika tengah-tengah perjalanan hidup di Pondok Madani, Baso harus gugur dahulu. Karena ia harus mengurus neneknya yang tinggal sendiri. Tinggal berlima sahibul menara, di saat itu pula Alif harus berusaha sekuat tenaga untuk menahan diri untuk tidak terpengaruh Baso untuk keluar dari Pondok Madani. Dan inilah ujian yang paling besar ketika Alif mendapatkan surat dari sahabat karibnya, Randai yang terlebih dahulu kuliah Universitas terkenal, ia kembali harus menahan diri agar tak berhenti di sini perjuangannya di Pondok Madani ini, karena waktu ia sudah mendekati finish kehidupan di Pondok Madani. Ia kembali menguatkan diri dengan mengingat betul kalimat yang perttama kali di pelajari saat masuk di Pondok Madani Man Jadda Wajada, yang kemudian ia beri nama Mantra Man Jadda Wa Jadda (Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan).
Maka ia pun memutuskan, untuk berjuang di Pondok Madani sampai hari kelulusan. Tekadnya telah bulat, dan akhirnya setelah lulus dari Pondok Madani ia mencapai cita-citanya untuk menginjakkan kaki di bumi Amerika. Begitupun teman-temannya Sahibul Manara pun mendapatkan cita-cita mereka. Selamat membuktikan ampuhnya mantra Man Jadda Wa Jadda.

16.03.10, Desa Reformasi

Galaksi Kinanti

Judul : Galaksi Kinanthi
Penulis : Tasaro GK
Penerbit : Salamadani
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 438

Kisah Romantika Abad Ini

“Sama denganmu ,bagiku Galaksi Cinta tidak akan pernah tiada. Ketika malam tak terlalu purnama, lalu kausaksikan bintang-bintang membentuk rasi menurut keinginan-Nya, cari aku di Galaksi Cinta. Aku tetap akan ada di sana. Tersenyumlah …Allah mencintaimu lebih dari yang kamu perlu.”

Berikut adalah cuplikan perkataan tokoh dalam novel galaksi kinanthi. Sebuah novel yang menceritakan Kinanthi, seorang anak miskin di sebuah desa dekat Gunung Kidul. Tak hanya itu dia harus menerima kenyataan, hidup di benci dan dipandang sebalah mata oleh orang lain, tentu dia menderita karena itu. Banyak hal yang menyebabkan dia harus di benci orang dan hidup menderita . Berawal dari ibunya yang dianggap baulawean ( setiap lelaki yang menikahinya pasti meninggal), kakaknya brandal di pasar, mbanya seorang lonthe, ditambah lagi bapaknya seorang tukang judi, lengkap sudah penderitaannya.
Namun walaupun begitu, ada juga yang masih memperhatikannya, mau berteman dengannya, menjaganya sekaligus tempat berbagi keluh kesahnya. Dialah Ajuj seorang anak rois (pemuka agama di desa). Hampir setiap malam, mereka memandangi bintang – bintang yang bertaburan di langit. Dan perkataan yang mengawali tulisan inilah kata-kata Ajuj, yang selalu diingat oleh Kinanthi.
Namun kebersamaan mereka hanya pada pada waktu kecil itu saja. Karena orang tua Kinanthi nekat menjual Kinanthi, di tukar dengan 50 kilogram beras kepada seorang pengusaha sukses di Bandung. Kinanthi harus rela tak bertemu Ajuj, begitupun Ajuj harus merintih pilu ditinggal pergi Kinanthi.
Di Bandung, Kinanthi merasakan kenyamanan hidup, tak seperti di desa yang serba sulit. Meski begitu ia masih merasa kesepian karena tak ada teman yang berteman dengannya, hanya ada satu yaitu Euis anak seorang pedagang di pasar. Akan tetapi persahabatan itu tak lama karena Kinanthi harus rela kehilangannya, Euis meninggal karena korban kekerasan kriminalitas diatas angkot saat dia pulang dari pasar, membantu ibu bapaknya. Kembali kesepian melanda Kinanthi namun tak berapa lama kakak kelasnya Gesit mendekatinya, akhirnya mereka berdua menjadi sahabat. Tetapi semua itu hanya akal-akalan Gesit, agar bisa merayu untuk berbuat hal tak senonoh. Tetapi perbuatan jahat Gesit itu dapat diatasinya, pemerkosaan itu gagal. Namun tak behenti disitu, kemudian Kinanthi dijual kepada calo TKI illegal. Akhirnya melanglang buanalah penderitaan Kinanthi, dari Arab Saudi, Kuwait, dan berhenti di Amerika. Berbagai macam penganiyaan dari majikannya, dipukul, ditendang, dipukul memakai pemukul baseball, hingga di perkosa. Akhirnya di Amerika dia bebas dan menjadi penulis sukses disana.
Namun kesuksesan itu belum menjadi kepuasan jika dia tak bertemu Ajuj, akhirnya dia pulang ke Indonesia. Tujuannya satu, untuk bertemu Ajuj. Namun pertemuan mereka hanya menjadi pertemuan beda dunia, yang saling canggung. Kinanthi telah sukses dan menjadi orang besar sedangkan Ajuj adalah rakyat biasa yang tak mau menjadi Rois pengganti ayahnya.
Begitulah isi singkat dari Novel Tasaro yang diangkat dari kisah nyata ini. Novel yang sangat apik, novel yang dia kelola dengan seluruh kemampuannya. Novel berisi nilai religiutas, sosial, namun mampu membuat haru biru karena begitu romantis. Jadi tak salah jika novel ini mendapatkan penghargaan sebagai karya fiksi terbaik saat Munas 2 FLP di Solo. Tak hanya itu, novel ini pasti akan terus melejit, dan mendapatkan award selanjutnya. Karena begitu mempesona isinya.
Saya juga berharap ini karya Indonesia yang akan mendunia, layaknya roman Romeo and Juliet, atau Laila Majnun. Karena, novel ini berlatarkan kisah romantika abad ini. Saya yakin Novel ini akan laris di pasaran. Tak hanya itu, sebagaimana harapan saya, hingga mendunia.

Rembulan Tenggelam di Wajahmu

Judul : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika Publishing
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 427 Halaman

Menyisir Makna Kehidupan
Hidup adalah misteri. Siapa yang tahu tentang hidupnya di dunia? Akan kaya atau miskin, akan bahagia atau menderita, akan lama hidupnya atau mati segera, tidak ada yang tahu. Begitupun kisah dalam novel ini, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, karya Tere Liye.
Sebuah novel yang menceritakan Ray, sebagai tokoh utama yang telah mencapai umur terakhirnya, sakit terkapar di atas ranjang. Kisah yang menuturkan kisah flashback hidupnya, di bimbing oleh seorang malaikat yang dalam
novel ini Tere Liye menyebutnya dengan sebutan orang yang berwajah cerah dan menyenangkan, sebelum ia menemui ajal.
Dalam perjalanannya kembali menelusuri kehidupannya sejak dilahirkan hingga ia menjadi tumbuh dewasa dan seperti asalnya, tergeletak sakit di atas ranjang. Seorang Ray, menemukan banyak ceceran kisah yang tidak ia ketahui, kisah – kisah yang sangat berkaitan dengan hidupnya. Sejak ia tinggal di panti yatim piatu yang sangat ia benci dalam hidupnya, saat ia tinggal di rumah singgah yang memberikan harapan baru baginya, tentang persaudaraan, kekeluargaan, dan masa depan hidupnya, hingga akhirnya bertemu Plee yang ramah dan baik hati meski dia adalah pencuri cap jempol yang pernah Ray temui, dan yang paling mengejutkan Ray mengetahui ternyata Plee adalah salah satu orang dari komplotan yang membuat hidupnya menjadi yatim piatu, yang pada akhirnya harus mati dalam hukuman mati karena telah mencoba mencuri berlian termahal.
Sampai pada kehidupan Ray yang telah mendapatkan harta kekayaan, serta istri yang cantik jelita, tak terbilang lagi kebahagiaannya. Namun, belum sempurna kebahagiaan itu karena tak ada kelahiran bayi yang ditunggukan, hingga dua kali kegguguran istrinya dan ternyata sampai waktu itu juga ia tak mendapatkan momongan yang ia harapkan dan istrinya pun mati saat itu, lengkap sudah rasa kehilanganya. Dan iapun tak terelakkan untuk menyumpah serapahi Tuhan.
Akan tetapi setelah bagian ini, ternyata ia semakin sukses dalam bisnisnya. Dan harus jatuh sejenak kemudian bangkit kembali, sukses dan sukses. Namun ia tak merasakan ketenangan dan ketentraman.
Ya, dalam bimbingan seorang wajah menyenangkan inilah akhirnya ia mengetahui jawaban dari lima pertanyaan dalam hidupnya, Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memiliki pilihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan?
Lima pertanyaan itu terjawab dengan ceceran kisah yang tak ia ketahui. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah novel ini. Tentang makna kehidupan, tentang hidup kita di dunia. Tak ada langkah yang hanya membuat lelah, tak ada peluh yang hanya membuat keluh, tak ada kebaikan kita yang sia – sia. Selamat membaca, selamat menyisir makna kehidupan. Begitulah hidup, hidup adalah misteri.

Desa Reformasi, 17.10, 17.01.10.